[Jawab:]
Orang yang meninggal sangat senang ketika diziarahi dan mengetahui siapa yang ziarah kepadanya
Kitab Al Fatawa Al Fiqhiyyah Al Kubro
(وَسُئِلَ)
نَفَعَ اللَّهُ بِهِ هَلْ يَعْلَمُ الْأَمْوَاتُ بِزِيَارَةِ الْأَحْيَاءِ وَبِمَا هُمْ فِيهِ؟
(فَأَجَابَ)
بِقَوْلِهِ نَعَمْ يَعْلَمُونَ بِذَلِكَ مِنْ غَيْرِ تَقْيِيدٍ بِزَمَانٍ خِلَافًا لِمَنْ قَيَّدَ كَمَا أَفَادَهُ حَدِيثُ ابْنِ أَبِي الدُّنْيَا «مَا مِنْ رَجُلٍ يَزُورُ قَبْرَ أَخِيهِ وَيَجْلِسُ عَلَيْهِ إلَّا اسْتَأْنَسَ وَرُدَّ حَتَّى يَقُومَ» وَصَحَّ حَدِيثُ «مَا مِنْ أَحَدٍ يَمُرُّ بِقَبْرِ أَخِيهِ الْمُؤْمِنِ كَانَ يَعْرِفُهُ فِي الدُّنْيَا فَيُسَلِّمُ عَلَيْهِ إلَّا عَرَفَهُ وَرَّدَ عَلَيْهِ السَّلَامَ» .
Syekh Ibnu Hajar Al Haitami ditanya (semoga Allah SWT memberi manfaat lantaran beliau),"Apakah orang² yang mati mengetahui akan ziarahnya orang² yang hidup (kepadanya) dan mengetahui apa yang mereka alami?"
Beliau (Syekh Ibnu Hajar Al Haitami) menjawab dengan ucapannya,"Ya, benar, mereka mengetahui akan hal itu tanpa dibatasi oleh waktu, menyelisihi pendapat orang yang membatasinya (dengan waktu) sebagaimana faidah yang diambil dari hadist Ibnu Abi Dunya: Tidak ada seorangpun yang berziarah ke kubur saudaranya kemudian duduk di dekatnya melainkan saudaranya tersebut pasti merasa senang dan nyaman hingga ia berdiri (dari duduknya). Dan ada hadist shohih juga: Tidak ada seorangpun yang pergi mengunjungi kubur saudara mukminnya yang ia kenal semasa hidup di dunia kemudian ia mengucap salam kepadanya melainkan saudaranya tersebut mengenalinya (mengetahuinya) kemudian ia menjawab salamnya."
Wallahua'lam bisshowaab...