[Jawab:]
Hukumnya makruh (tidak sampai haram) apabila dalam mengantar jenazah tidak ada hal² yang bermuatan haram. Jika ada maka haram hukumnya. Jika memang mau ikut maka posisi jalan wanita di belakang lelaki.
Catatan:
Sebaiknya wanita tidak perlu ikut.
Contoh² yang membuat hukum makruh tersebut naik tingkat menjadi haram adalah misalnya wanita tidak menutup aurat saat mengiring, meratap yang berlebihan misal dengan suara kencang atau sambil menyakiti diri, pingsan, terguncangnya kejiwaan hingga tidak mau menerima takdir bahkan menyalahkan takdir, timbulnya fitnah laki² dan perempuan dsb.
Kitab Minhajul Qawim Syarh Muqoddimah Al Hadromiyah
ويكره اتباع النساء للجنازة إن لم يتضمن حراما وإلا حرم
Makruh hukumnya wanita ikut mengantar jenazah apabila dalam (proses) mengantar jenazah tersebut tidak mengandung (tidak bermuatan) hal² haram. Jika tidak demikian (maksudnya apabila dalam (proses) mengantar jenazah tersebut mengandung hal² haram) maka haram hukumnya wanita ikut mengantar jenazah.
Kitab Ghurorul Bahiyah Fii Syarh Al Bahjah Al Wardiyah
قال في الروض: وتشييع الجنازة سنة للرجال مكروه للنساء. فلو خالفن وشيعنها فهل المطلوب حينئذ مشيهن أمامها أو خلفها؟ فيه نظر، والظاهر أنه على الأول يتأخرن عن الرجال، ثم رأيت الشارح ذكر كراهة تشييع النساء.
Imam Ibnu Muqri berkata dalam Kitab Raudh Tholib: mengiring jenazah itu hukumnya sunnah bagi laki² dan makruh bagi perempuan. Apabila perempuan melanggar dan ikut mengiring jenazah, maka apakah yang diperintahkan mereka berjalan di depan jenazah atau di belakang jenazah? pendapat yang dhohir, mereka berjalan di depan jenazah (tetapi) dibelakang laki² (diakhirkan dari laki²). Kemudian aku melihat pensyarah menuturkan akan makruhnya perempuan mengiring jenazah.
Wallahua'lam bisshowaab...