[Jawab:]
Hukumnya Ta'ziyah setelah lewat 3 (tiga) hari adalah Makruh, kecuali yang berta'ziyah atau yang dita'ziyahi berada di tempat yang jauh maka tidak makruh karena masa 3 (tiga) hari dihitung sejak orang yang berta'ziyah atau yang dita'ziyahi berada di tempat yang dekat.
Kitab Kifayatul Akhyar Fii Halli Ghoyatil Ikhtishar
والأولى أن تكون قبل الدفن لأنه وقت شدة الحزن وتكون في ثلاثة أيام لأن قوة الحزن لا تزيد عليها في الغالب وبعد الثلاثة مكروه لأنها تجدد الحزن وقد جعل رسول اللّه صلى الله عليه وسلم نهاية الحزن ثلاثا ففي الصحيحين: (لا يحل لإمرأة تؤمن باللّه واليوم الآخر أن تحد على الميت فوق ثلاث إلا على زوج أربعة أشهر وعشراً) وابتداء الثلاثة من الدفن جزم به النووي في شرح المهذب ونقله عن الأصحاب. نعم جزم المارودي أنها من الموت وبه جزم ابن الرفعة وصححه الخوارزي ويستثنى ما إذا كان المعزى أو المعزي غائباً فإنها تمتد إلى قدوم الغائب فإذا قدم هل تمتد ثلاثة أيام أم تختص بحالة الحضور؟ قال الإسنائي: كلام الرافعي والنووي يوهم مشروعية الثلاث عند قدوم الغائب وهو كذلك أم تختص بحالة الحضور قال المحب الطبري شيخ مكة: لم أر فيه نقلاً والظاهر مشروعية الثلاثة بعد الحضور واللّه أعلم.
Yang lebih utama, ta'ziyah itu dilakukan sebelum dimakamkan (sebelum penguburan) karena saat itu merupakan saat duka yang mendalam dan ta'ziyah itu berlangsung dalam waktu 3 (tiga) hari karena pada umumnya, kuatnya kesedihan tidak melebihi di atas 3 (tiga) hari. Ta'ziyah setelah lewat 3 (tiga) hari hukumnya Makruh karena bisa memperbarui kesedihan (duka). Sungguh, Rasulullah SAW mengakhiri duka (kesedihan) selama 3 (tiga) hari. Dalam hadist riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim dikatakan: "Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk ber-ihdad (berkabung, menampakkan kesedihan, tidak berhias, tidak bersolek dll) atas kematian seseorang lebih dari 3 (tiga) hari, kecuali atas meninggalnya suaminya maka boleh ber-ihdad selama 4 bulan 10 hari". Masa 3 (tiga) hari dimulai sejak pemakaman. Hal ini ditetapkan oleh Imam Nawawi dalam Kitab Syarh Al Muhadzzab. Beliau menukilnya dari para Ashab (Ulama' pembesar Madzhab Syafi'i). Memang benar, Imam Al Mawardi menetapkan bahwa masa 3 (tiga) hari dimulai sejak kematian. Pendapat ini juga ditetapkan oleh Imam Ibnu Rif'ah dan dishohihkan oleh Imam Al Khowarizmi. Dikecualikan dari kemakruhan adalah apabila orang yang ta'ziyah atau orang yang dita'ziyahi itu ghoib (berada di tempat yang jauh) maka sesungguhnya ta'ziyah diperpanjang sampai datangnya yang ghoib tadi (baik yang ta'ziyah atau yang dita'ziyahi). Ketika orang yang ta'ziyah atau yang dita'ziyahi tadi sudah hadir (berada di tempat yang dekat), apakah ta'ziyah diperpanjang 3 (tiga) hari atau dibatasi hanya khusus di hari itu saja (tidak ada perpanjangan)? Imam Al Isnai berkata: pendapat Imam Rofi'i dan Imam Nawawi menggambarkan disyari'atkannya masa 3 (hari) ta'ziyah dihitung sejak hadir (sejak berada di tempat yang dekat). Apakah seperti itu ataukah sebatas pada hari itu saja? Imam Al Muhib At Thobari, Syekh Mekkah berkata: Aku tidak melihat riwayat tentangnya. Pendapat yang dhohir adalah disyari'atkan 3 (tiga) hari setelah hadir (setelah berada di tempat yang dekat). Wallahua'lam