Rabu, 29 Januari 2025

Kesehatan dan Waktu Luang adalah 2 (dua) hal yang sering disia-siakan

 




Kitab Qimatuzzaman 'indal Ulama'
(Berharganya waktu menurut para ulama')
قال: قال رسول الله ﷺ: «نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس: الصحة والفراغ» (٢).
(٢) مغبون فيها كثير من الناس. أي ذو خسران فيهما كثير من الناس. قال بعضl العلماء: النعمة ما يتنعم به الإنسان ويستلذه، والغبن أن يشتري بأضعاف الثمن، أو يبيع بدون ثمن المثل. فمن صح بدنه، وتفرغ من الأشغال العائقة، ولم يسع لصلاح آخرته، فهو كالمغبون في البيع. والمقصود أن غالب الناس لا ينتفعون بالصحة والفراغ، بل يصرفونهما في غير محالهما، فيصير كل واحد منهما في حقهم وبالا! ولو أنهم صرفوا كل واحد منهما في محله لكان خيرا أي خير.
Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda: 2 (dua) nikmat yang banyak manusia itu rugi terhadapnya yaitu sehat dan waktu luang.

Maksud dari "banyak manusia yang rugi" adalah banyak manusia yang mengalami kerugian atas 2 (dua) nikmat ini. Sebagian ulama' berkata: nikmat adalah sesuatu yang dinikmati dan dirasakan kelezatannya oleh manusia, sementara rugi adalah seseorang membeli dengan harga berkali-kali lipat atau menjual dengan harga yang tidak sepadan. Barangsiapa badannya sehat dan terbebas dari rintangan kesibukan tetapi ia tidak mau mengupayakan kebaikan akhirat maka ia seperti orang yang mengalami kerugian dalam jual beli. Maksudnya adalah bawah kebanyakan manusia itu tidak memanfaatkan kesehatan dan waktu luang. Bahkan sebaliknya, mereka menggunakan 2 (dua) hal tersebut tidak pada tempatnya sehingga keduanya menjadi bencana bagi mereka. Jika mereka mempergunakan masing-masing dari nikmat ini sesuai dengan tempatnya maka itu adalah kebaikan.

قال الإمام ابن الجوزي: قد يكون الإنسان صحيحا ولا يكون متفرغا، لشغله بالمعاش، وقد يكون مستغنيا ولا يكون صحيحا، فإذا اجتمعا فغلب عليه الكسل عن الطاعة فهو المغبون، وتمام ذلك أن الدنيا مزرعة الآخرة، وفيها التجارة الذي يظهر ربحها في الآخرة، فمن استعمل فراغه وصحته في طاعة الله فهو المغبوط، ومن استعملهما في معصية الله فهو المبغون، لأن الفراغ يعقبه الشغل، والصحة يعقبها السقم، ولو لم يكن إلا الهرم لكفى. قال المحقق الطيبي: ضرب النبي ﷺ للمكلف مثلا بالتاجر الذي له رأس مال، فهو يبتغي الربح مع سلامة رأس المال، فطريقه في ذلك أن يتحرى فيمن يعامله، ويلزم الصدق والحذق لئلا يبغن، فالصحة والفراغ رأس المال.
Imam Ibnul Jauzi berkata: terkadang, manusia itu sehat tetapi ia tidak punya waktu luang karena sibuk dengan pekerjaan. Di sisi lain, terkadang ia tercukupi tetapi tidak sehat. Ketika 2 (dua) hal tersebut berkumpul pada dirinya tetapi justru rasa malas mengalahkannya dari ketaatan maka manusia semacam ini adalah manusia yang merugi. Kesimpulan dari hal itu adalah bahwa dunia adalah ladang akhirat. Di dalamnya terdapat perdagangan yang keuntungannya akan terlihat di akhirat. Barangsiapa menggunakan waktu luang dan kesehatannya untuk taat kepada Allah maka ia adalah orang yang beruntung. Sebaliknya, barangsiapa menggunakan keduanya untuk maksiat kepada Allah maka dia adalah orang yang merugi sebab waktu luang akan diikuti dengan kesibukan setelahnya dan kesehatan akan diikuti dengan sakit setelahnya. Seandainya sakit hanya terjadi pada orang yang sudah tua, maka itu sudah cukup (menjadi pengingat untuk menggunakan waktu sebaik mungkin - faktanya, sakit tidak harus menunggu tua). Ulama' Ahli Tahqiq, Imam At Tibiy berkata: Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam mengibaratkan seorang mukallaf adalah pedagang yang memiliki modal harta. Dia mencari keuntungan dengan tetap menjaga keutuhan modal. Maka caranya adalah hendaknya ia memilih dengan siapa ia bermu'amalah dan hendaknya ia harus jujur serta cakap/mahir agar tidak rugi. Kesehatan dan waktu luang itulah modal harta.

Wallahualam...

0 komentar:

Posting Komentar