Sabtu, 23 Desember 2023

NGAJI KITAB HASYIYAH AL BAJURI Seri Ke-4 : Tentang al Imaam, al 'aalim, dan al 'allaamah

 


(Maqra' teks ada di foto)


[Ucapan Murid Pensyarah (Murid Ibnu Qasim Al Ghazzi):] 

"Al Imaam" secara bahasa (lughot) artinya adalah orang yang diikuti (al muttaba') dengan difathah huruf ba'nya, sedangkan secara istilah artinya adalah orang yang sah untuk diikuti. Lafadz "al imaam" (juga) diucapkan untuk menyebut lauhul mahfudz sebagaimana firman Allah SWT: {Wa kulla syai'in ahsoinaahu fii imaamin mubiin} surat yasin ayat 12. Terkadang yang dimaksudkan dengan "al imaam" adalah lembaran² (catatan) amal. Terkadang lafadz "al imaam" (juga) diucapkan untuk menyebut pemimpin yang agung. Lafadz "imaam" sering dijamakkan dengan menggunakan lafadz "aimmah". Asalnya adalah a'mimatun (أأممة) mengikuti wazan af'ilatun, harakat huruf mim yang pertama dipindah ke hamzah yang kedua, kemudian mim pertamanya diidghamkan ke mim yang kedua. Boleh juga mengganti hamzah yang kedua dengan huruf ya' (ayimmah). Terkadang, lafadz "imaam" (juga) dijamakkan dengan menggunakan lafadz "imaam" (sama seperti mufrodnya). Maka sesekali dia adalah mufrod, dan sesekali dia adalah jamak sama seperti lafadz "hijaanun (هجان)/elok". Dikatakan: naaqotun hijaanun (ناقة هجان) yaitu unta yang elok dan nuuqun hijaanun (نوق هجان) yaitu unta² yang elok² sehingga perbedaan (antara mufrod dan jamak) sifatnya taqdiri (dikira²kan). Terlihat bahwa harakat lafadz "imaam" yang mufrod adalah sama seperti harakatnya lafadz kitaabun (كتاب). Sedangkan harakat lafadz "imam" yang jamak adalah sama seperti harakatnya lafadz 'ibaadun (عباد). Di antara penggunaan lafadz "imam" sebagai jamak adalah terdapat dalam firman Allah SWT: Waj'alna lil muttaqiina Imaaman (Dan jadikanlah kami pemimpin (imam) bagi orang² yang beriman - surat al furqon 74. Tidak perlu untuk bersusah payah seperti sebagian ulama' dalam menyikapi ayat ini. Mereka menganggap bahwa lafadz "imam" pada ayat ini adalah mufrod karena menunjukkan jenis (isim jenis - menunjukkan makna umum) meskipun secara arti ayat mengarahkan pada jamak (pakai redaksi "kami" bukan "saya") atau ada juga yang menafsirkan bahwa lafadz "imam" pada ayat ini adalah mashdar secara asalnya (sehingga yang namanya mashdar itu tidak bisa ditastniyahkan atau dijamakkan, jadi pasti mufrod). Ada pula yang menta'wil bahwa yang dimaksud ayat tersebut adalah "Waj'al kulla wahidin minna lil muttaqiina imaaman (Dan jadikanlah tiap² satu orang dari kami pemimpin (imam) bagi orang² yang beriman)" yaitu ada redaksi "tiap² satu orang" sehingga lafadz "imam" adalah mufrod atau ada juga yang mengatakan bahwa karena thoriqoh (jalan mereka / imam) adalah satu, kemudian ucapan mereka adalah sama maka mereka (imam) seperti satu orang alias mufrod. (Kesemuanya pandangan sebagian ulama' ini tidak perlu seharusnya karena memang lafadz "imam" itu bisa untuk mufrod dan bisa juga untuk jamak).


[Ucapan Murid Pensyarah (Murid Ibnu Qasim Al Ghazzi):]

"Al 'Aalim" maksudnya adalah orang yang disifati dengan ilmu (memiliki sifat mengerti ilmu) meski hanya 1 (satu) masalah, baik melalui jalan usaha (belajar) maupun melalui jalan limpahan yang bersifat ilahi (limpahan dari Allah) yang disebut ilmu ladunniy. Al Imam Al 'Arif As Sya'rani menuqil bahwasanya  seorang murid (maksudnya yaitu orang yang ingin menempuh jalan menuju Allah) akan dilimpahkan 25 (dua puluh lima) ilmu pada malam pertama dari malam² futuhnya, di antaranya adalah ilmu bisa mengetahui siapa² yang bahagia/beruntung dan siapa² yang sengsara, di antaranya lagi adalah ilmu mengetahui bilangan (jumlah) pasir, tumbuh²an dan tanah, serta hal² yang terkandung di dalamnya baik berupa manfaat maupun mudhorot yang dititipkan oleh Allah SWT.


[Ucapan Murid Pensyarah (Murid Ibnu Qasim Al Ghazzi):]

"Al 'Allaamah (yang sangat 'alim)" adalah shighot mubalaghoh (hiperbola/penyangatan) seperti lafadz "An Nassaabah (Seorang yang sangat ahli ilmu nasab)". Huruf ta' (marbuthoh) pada lafadz ini adalah untuk menguatkan mubalaghoh (semakin hiperbola) bukan asal mula ke-mubalaghoh-an karena sesungguhnya faidah mubalaghoh (hiperbola) itu diambil dari shighot (bukan dari ta' marbuthoh). Makna lafadz "al 'allaamah" adalah memiliki banyak ilmu. Adapun ucapan ulama': Al 'Allaamah artinya adalah orang yang ahli dalam menggabungkan ilmu ma'qul (aqli) dan ilmu manqul (naqli) seperti Al Imam Al Quthb As Syirazi, maka terdapat kekurangan dalam pernyataan ini.


Waallahua'lam bisshowaab...

0 komentar:

Posting Komentar