(Maqra' teks ada di foto)
[Ucapan Murid Pensyarah (Murid Ibnu Qasim Al Ghazzi):]
"Syamsuddiin" maksudnya adalah laksana matahari bagi agama (bagaikan mataharinya agama) dari sisi bahwa beliau memperjelas (menjadikan terang) hukum² agama melalui karangan/karya beliau dan catatan² beliau saat ngaji (sehingga para pembaca menjadi faham). Ini adalah 'alam laqob (nama julukan) bagi pensyarah. Laqob adalah sesuatu yang menunjukkan pujian seperti "Zainuddin (perhiasannya agama)" atau menunjukkan celaan seperti "Anfunnaaqoh (hidungnya unta)".
Jika ditanya:
Mengapa sebagian murid² Syekh Ibnu Qasim Al Ghazzi mendahulukan 'alam laqob padahal wajib mengakhirkannya dari 'alam asma (nama asli) sesuai ilmu nahwu sebagaimana Ibnu Malik berkata dalam Kitab Al Khulasoh (maksudnya adalah Kitab Alfiyah Ibnu Malik):
"Wakkhiron dzaa in siwaahu shohibaa"
"Akhirkanlah 'alam laqob jika selainnya (selain 'alam laqob) ada yang menyertainya".
Yang dimaksud dengan "siwaahu (selainnya/selain 'alam laqob)" adalah khusus untuk 'alam asma (nama asli), karena hal ini maka Ibnu Malik berkata dalam sebagian naskahnya:
"Wa dzaj'al aakhiron idzasman shohiba"
"Laqob ini jadikanlah di akhir apabila 'alam asma (nama asli) menyertainya".
Naskah ini (naskah yang kedua) adalah lebih utama karena sesungguhnya apabila 'alam laqob dan 'alam kunyah berkumpul maka kamu boleh memilih mendahulukan manapun yang kamu mau. Yang demikian ini juga sama berlakunya apabila 'alam asma dan alam kunyah berkumpul (silahkan pilih manapun yang didahulukan).
Maka dijawab pertanyaan di atas tadi:
Ketentuan tersebut berlaku apabila 'alam laqob tersebut tidak terkenal. Jika 'alam laqob tersebut terkenal (seperti "Syamsuddin" adalah 'alam laqob yang sudah masyhur untuk Syekh Ibnu Qasim Al Ghazzi misalnya) maka boleh mendahulukan 'alam laqob (nama julukan) atas 'alam asma (nama asli) sebagaimana firman Allah ta'ala: "Al Masiih 'Isa bin Maryam" - Surat An Nisa' 171. Selain itu, ulama' ahli tarikh tidak terlalu mempedulikan 'alam laqob lebih didahulukan atas 'alam asma sebab kewajiban mendahulukan 'alam asma atas 'alam laqob adalah menurut ulama' ahli nahwu (bukan menurut ulama' ahli tarikh).
[Ucapan Murid Pensyarah (Murid Ibnu Qasim Al Ghazzi):]
"Abuu Abdillah", ini adalah 'alam kunyahnya pensyarah. 'Alam kunyah adalah suatu nama yang didahului oleh lafadz abun, ummun, ibnun, bintun, 'ammun, 'ammatun, Khoolun, atau Khoolatun.
[Ucapan Murid Pensyarah (Murid Ibnu Qasim Al Ghazzi):]
"Muhammad" adalah nama asli beliau yang mulia.
[Ucapan Murid Pensyarah (Murid Ibnu Qasim Al Ghazzi):]
"Ibnu Qasim" adalah sifat bagi "Muhammad". Adapun Qasim adalah nama ayahnya. Hamzahnya lafadz ibnu (إبن) itu dibuang jika lafadz ibnu jatuh di antara 2 (dua) nama yang kedua²nya mudzakkar, kemudian yang kedua adalah bapak dari yang pertama, dan lafadz ibnu tidak jatuh di awal garis (frase).
Wallahua'lam bisshowaabb...
Bersambung ke seri-6....
0 komentar:
Posting Komentar